Potensi Biji Pepaya (Carica papaya) Berbasis Pendekatan Terhadap BITC dan Karpain sebagai Alternatif Obat Anthelmintik pada Anak di Indonesia

Main Article Content

Arindi Maretzka
Bella Stevanny

Abstract

Pendahuluan: Lebih dari 1,5 miliar penduduk dunia terinfeksi cacing yang ditularkan melalui kontak dengan tanah di tahun 2012. Infeksi cacing banyak ditemukan di daerah tropis, subtropis, dan di daerah dengan ekonomi rendah. Infeksi cacing yang berat dapat menyebabkan malnutrisi, gagal tumbuh kembang, dan anemia pada anak-anak. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi infeksi cacing adalah dengan program pemberian obat cacing, namun ditemukan bahwa efektivitas obat cacing telah menurun dan mengarah pada resistansi. Alternatif yang digunakan sebagai obat cacing adalah biji pepaya karena dipercaya dalam pengobatan tradisional sebagai antihelmintik.


Tujuan: Dengan adanya studi tinjauan pustaka ini, diharapkan dapat membantu proses penelitian berdasarkan teori yang ada.


Metode: Artikel ini dibuat dengan metode telaah pustaka sistematis dari jurnal yang diakses dengan ScienceDirect dan PubMed dan buku lalu analisis dan sintesis dibuat dari studi ilmiah yang terpilih.


Hasil Pembahasan: Biji pepaya memiliki efek yang dipercaya dapat mengobati infeksi Askariasis. Masyarakat mengomsumsi air seduhan serbuk biji pepaya ditambah 2-3 sendok madu sebagai obat. Kandungan bioaktif dalam biji pepaya yang dipercaya sebagai antihelmintic adalah karpain dan BITC. Pengobatan berbasis alam ini berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia karena pepaya sangat mudah ditemukan di Indonesia, dapat dibeli dengan harga yang terjangkau, dan mengonsumsinya lebih mudah mengingat kelompok terbanyak yang terkena infeksi cacing adalah anak-anak.


Kesimpulan: Biji pepaya mengandung banyak senyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan, salah satunya adalah senyawa karpain dan BITC yang berpotensi sebagai antihelmintik. Biji pepaya dapat digunakan sebagai bahan alternatif obat cacing yang efektif, murah, dan aman.


 


Kata Kunci: alternatif, antihelmintik, biji pepaya, BITC, karpain

Article Details

How to Cite
Maretzka, A., & Stevanny, B. (2020). Potensi Biji Pepaya (Carica papaya) Berbasis Pendekatan Terhadap BITC dan Karpain sebagai Alternatif Obat Anthelmintik pada Anak di Indonesia. JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 6(2), 143-149. Retrieved from https://bapin-ismki.e-journal.id/jimki/article/view/170
Section
Article Review

References

1. “Soil-Transmitted Helminth Infections”. World Health Organization. 2018. 22 Juni 2018. http://www.who.int/news-room/ fact-sheets/detail/soil-transmitted- helminth-infections.
2. Taylor-Robinson, D.C., et al. “Deworming Drugs for Soil- Transmitted Intestinal Worms in Children: Effects on Nutritional Indicators, Haemoglobin, and School Performance”. Cochrane Database Syst Rev. 7 (2015): 1- 157.
3. Albonico, M., et al. “Evaluation of the Efficacy of Pyrantel-Oxantel for the Treatment of Soil-Transmitted Nematode Infections”. Trans R Soc Trop Med Hyg. 96:6 (2002): 685–690.
4. Geerts, S. dan Gryseels, B.. “Drug Resistance in Human Helminths: Current Situation and Lessons from Livestock”. Clin Microbiol Rev. 13:2 (2000): 207–222.
5. Behnke, J.M., et al. “Developing Novel Anthelminthics from Plants Cysteine Proteinase”. Parasites Vectors. (2008). 1 September 2018. .
6. Kumarasingha, R., et al. “Anthelmintic Activity of Selected Ethno-Medicinal Plant Extracts on Parasitic Stages of Haemonchus Contortus”. Parasit Vectors. 9 (2016): 187.
7. Pattianakotta, M., Fatimawali, dan Supriati, H.S. “Formulasi dan Uji Efektivitas Sediaan Sirup Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L) Sebagai Antihelmintik terhadap Cacing Ascaridia Galli Secara In Vitro”. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi-Unsrat. 2014;3(4): 59.
8. Bruneton, J.. “Carica Papaya, In: Pharmacognosy, Phytochemistry of Medicinal Plants”.Tech Docu Fra. 2 (1999): 221-3.
9. The Wealth of India. “A Dictionary Indian Raw Materials and Industrial Products”. Raw Material Series, Ca-Ci, Publications and Information Directorate, CSIR. 1992; 3 (1992) :276-93.
10. Nadkarni, K. M.. “Indian Material Medica”. Pop Pra Pvt Ltd, Bombay. 1 (1954): 273-7.
11. Warisno. Budi Daya Pepaya. Yogyakarta: Kanisius, 2003.
12. Kalie, M. B.. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya, 2004.
13. Dalimartha, S.. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 6. Jakarta: Pustaka Bunda, 2009
14. Aliadi, A., et al. Tanaman Pilihan Obat. Jakarta: Yayasan Sidowayah, 1996.
15. Dharma, A. P.. Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1985
16. Mulyono, L.M. “Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Buah Pepaya (Carica papaya L) Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus”. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2013;2(2): 7
17. National Center for Biotechnology Information. PubChem Substance Database; SID=254774535, https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/ substance/254774535 (accessed Aug. 18, 2018).
18. Kermanshai, R., et al. “Benzyl Isothiocyanate is the Chief or Sole Anthelmintic in Papaya Seed Extracts”. Phytochemistry. 57:3 (2001): 427-35.
19. Tang, C. S.. “Benzyl Isothiocyanate of Papaya Fruit”. Phytochemistry. 10:1 (1971): 117- 21
20. Mennicke, W. H., et al. “Studies On The Metabolism And Excretion Of Benzyl Isothiocyanate In Man”. Xenobiotica., 18:4 (2009): 441-47.
21. Tang, C.S. and Takenaka, T. J. “Quantitation of a Bioactive Metabolite in Undisturbed Rhizosphere-Benzyl Isothiocyanate from Carica papaya L.” J Chem Ecol. 9:8 (1983): 1247-53.
22. Wilson, R. K.. “Effects of Papaya Seed Extract and Benzyl Isothiocyanate on Vascular Contraction”. Life Sciences. 71:5 (2002): 497-507.
23. Naim, R. Senyawa Antimikroba dari Tanaman. IPB, 2004
24. Kalie, M.. Baga. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya, 2008
25. Williams, D. J., et al. “Benzyl Isothiocyanate: Maximising Production in Papaya Tissue Extracts”. Acta Horticulturae. 1106:1106 (2015): 101-108.
26. Okeniyi, J. A., et al. “Effectiveness of Dried Carica Papaya Seed Against Human Intestinal Parasitosis: A Pilot Study”. J Med Food. 10:1 (2007): 194-196.
27. Krishna, K. L., et al. “Review on Nutrional, Medicinal and Pharmacological Properties of Papaya (Carica papaya Linn.)”. International Journal of Pharma. 2:1 (2011): 53-69