PEDOMAN DIAGNOSIS BRONKIOLITIS AKUT

Main Article Content

Surya Wijaya

Abstract

Bronkiolitis akut merupakan infeksi saluran pernapasan bagian bawah yang sering terjadi pada bayi. Kasus ini menimbulkan tingkat perawatan di rumah sakit, morbiditas, dan mortalitas yang cukup tinggi. Namun, diagnosis bronkiolitis akut sering kali salah didiagnosis sebagai asma atau bronkopneumonia. Pengetahuan tentang diagnosis bronkiolitis penting untuk diketahui untuk mencegah kejadian tersebut. Pada anamnesis, anak pernah terpajan dengan anggota keluarga yang menderita infeksi virus beberapa minggu sebelumnya. Gejala awal berupa gejala infeksi respiratorius atas akibat virus, seperti pilek ringan, batuk, dan demam; dapat disertai dengan sesak napas. Pemeriksaan fisik pada anak yang mengarah ke diagnosis bronkiolitis adalah adanya takipnea, takikardi, peningkatan suhu di atas 38,5°C, napas cuping hidung dan retraksi interkostal ekspirasi memanjang hingga wheezing pada auskultasi paru. Pemeriksaan penunjang pada kasus disesuaikan dengan kebutuhan berupa pemeriksaan darah rutin, saturasi oksigen, dan analisis gas darah.Kriteria bronkiolitis terdiri dari (1) wheezing pertama kali, (2) umur 24 bulan atau kurang, (3) pemeriksaan fisik sesuai dengan gambaran infeksi virus misalnya batuk, pilek, demam dan (4) menyingkirkan pneumonia atau riwayat atopi yang dapat menyebabkan wheezing. Diagnosis banding kasus adalah asma dan bronkopneumonia. Oleh karena itu, diagnosis bronkiolitis akut dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya.

Article Details

How to Cite
Wijaya, S. (2020). PEDOMAN DIAGNOSIS BRONKIOLITIS AKUT. JIMKI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, 2(2), 104-110. Retrieved from https://bapin-ismki.e-journal.id/jimki/article/view/18
Section
Clinical Guideline